Uzlah Hujan

Ada kalanya hujan lebih indah dibanding cerah
Sebab meski langit menangis, ia menghidupkan
Ada masanya, hujan begitu mendamaikan
Membawa titik-titik kenang,
Membawa angan pada masa yang silam
Adakalanya, hujan melegakan gundah
Sebab begitu air mata mengalir
Hujan menghapusnya, seketika
Menari di bawah hujan
Di bawah jutaan air mata langit
Dingin
Namun mendinginkan hati yang bergemuruh
Hujan,
Apa yang menyebabkan langit menangis?
Adakah mereka merindukan seseorang?
Atau mereka utusan Tuhan?
Hujan,
Kali ini aku berkisah
Dengarkan kisahku
Di antara derai tangismu
Kau tahu?
Hadirmu menenangkanku
Sepedih apapun rasa yang merasuki kalbuku
Tak terdengar
Sebab tangismu lebih keras,
Dalam telinga-telinga hamba
Namun engkau tahu
Bahwa semesta berduka
Ketika menatap air mata merebak
Mengalir
Menganak sungai di pipi
Hujan,
Melodi iramamu mendekapku
Seolah aku adalah ratu
Yang menari-nari
Dengan balutan pakaian duka
Hujan,
Terima kasih mengajarkanku
Sebuah realita
Bahwa pelangi akan singgah
Selepas engkau berlalu
Hujan
Aku tak mengutuki hadirmu
Sebab bagaimanapun dinginnya kamu
Bagaimanapun kelabunya langit sebabmu
Kamu membuatku ingat
Betapa hidup memang seperti ini
Suka dan duka beriringan
Bergantian mengisi waktu
Namun hujan
Kau juga kembali membuatku merunduk dan mengingat
Betapa aku ini hamba kecil
Hamba kecil yang selalu membutuhkan sandaran-Nya
Jika kemarin, mungkin aku telah lulus
Aku lulus dalam beberapa ujian,
Maka bukankah aku telah naik tingkat?
Jika kali ini ujian itu berat
Teramat berat sungguh
Maka, bukankah Allah membersamaiku?
Apakah ada yang lebih indah
Dibanding didekap oleh-Nya?
Apakah ada yang lebih menenangkan, menyenangkan
Dibanding dengan bersamaNya?
Apakah ada hal lain yang diinginkan seorang kekasih, selain bersanding dengan kekasihNya?
Hujan,
Air matamu meluruh
Air mataku meluruh
Terima kasih mengingatkanku
Tentang fana dan keabadian
Tentang hidup ini pilihan
Pilihan untuk menerima, bangkit, dan tumbuh
Atau menerima, tergolek pasrah, tanpa usaha
Tentu Sang Kekasih tak mungkin ingin melihat kekasihNya dirundung duka
Ia hanya mengingatkan,
Bahwa bersama dengan kesulitan akan hadir kemudahan
Bukankah aku hanya butuh bersyukur?
Mensyukuri semua nikmat yang mungkin belum dimiliki hambaNya yang lain?
Ah hujan
Aku memilih untuk menghapus duka
Menggantinya dengan sabar dan menerima
Sebab dua tiang itu yang menjadi penopangku
Ketika penopang yang lain hanya tiang rapuh
Hujan
Terima kasih berkenan memainkan melodi rindu
Melodi yang membuatku tahu,
Melodi yang memertemukan diriku dengan diriku
Hujan
Hapuskanlah kedukaan orang-orang yang berduka
Sembuhkan luka mereka
Dan berikan pengakhiran terindah
Berikan senyuman rekah
Di taman hati mereka

Tulungagung, 6 Juli 2020

Comments

Post a Comment