Catatan sebeagai Peserta Pelatihan Pekerti
Lolos pelatihan Pekerti merupakan salah satu
syarat bagi dosen untuk bisa mengajukan jabatan akademik Asisten Ahli, Lektor,
Lektor Kepala maupun Guru Besar. Sebagai salah satu dosen di PTS, saya tentu
memiliki kewajiban untuk mengajukan jabatan akademik. Berbeda dengan dosen negeri
(PNS) yang statusnya langsung menjadi AA ketika diterima. Dosen PTS tidak
demikian. Kami dapat mengajukan jabatan fungsional Asisten Ahli setelah minimal
mengajar selama dua semester atau dua kali pelaporan BKD (bagi dosen di bawah
naungan Kemendikbud).
Menjadi dosen PTS tidak pernah terbesit dalam
benak saya. Sebetulnya saya memiliki cita masuk ke PTN melalui seleksi CPNS. Akan
tetapi, rida suami saya adalah segalanya. Beliau rida kalau saya berada di
sekitar Blitar, TA, atau Kediri (Mataraman). Lebih dari itu, beliau tidak
mengizinkan. Dengan demikian, PTS adalah opsi yang saya pilih untuk bisa menjadi
wadah menuangkan potensi diri. Terima kasih untuk suami yang mengizinkan saya
berkarier bahkan masuk dalam bagian struktural, menyibukkan waktu, tenaga,
pikiran untuk prodi dan kampus. Namun demikian, saya sangat meyakini bahwa ini
bagian terbaik dari rencana Allah Swt. Takdir yang indah adalah takdir yang
diterima, dinikmati, dan disyukuri yang membawa kita berbaik sangka kepada
hidup. Bisa jadi, memang di sinilah tempat terbaik menurut-Nya.
Selain mendapatkan jabatan fungsional AA, untuk
bisa mendapatkan serdos, dosen PTS juga diperlukan mengikuti pelatihan Pekerti
dan AA. Karena saya masih satu tahun masa kerja, keduanya belum punya. Meski
demikian, Prof. Rektor memberikan kesempatan kepada semua dosen baru UMINA
untuk mengikuti pelatihan Pekerti dengan memfasilitasi pengadaan kerjasama UMINA
dengan UKWMS. Banyak dosen baru yang memanfaatkan momen ini dengan mendaftar
dan mengikuti pelatihan dengan maksimal.
Hari ini, Jumat, 17 Oktober 2025 adalah hari
yang istimewa. Kami mengikuti pelatihan Pekerti sejak Senin, 13 Oktober 2025
hingga hari ini. Keistimewaan hari Jumat ini karena ini hari terakhir
pelatihan. Meski baterai tubuh tersisa sedikit, saya tetap senang dan berterimakasih
kepada diri sendiri karena memilih untuk defense, serta tidak mengeluh.
Dalam keyakinan saya, semesta mengikuti energi kita. Jika keluhan ataupun rasa syukur
dan kebaikan (doa) yang dikeluarkan, maka itu yang akan terjadi. Jadi mari kita
menyampaikan di dalam hati, mind, dan lisan tentang semua yang bersifat
baik dan positif. Demikian pula suami saya selalu mengajarkan untuk menikmati
rasa sakit, biarkan sakit itu perlahan menjadi nikmat, maka semua akan tampak nikmat.
Saya patuh.
Ada beberapa tugas yang perlu dikumpulkan
selama lima hari ini. Kami diharuskan mendengarkan materi sejak pukul
8.00-17.00 dengan break ISHOMA, kemudian mendapatkan tugas berupa: 1) pembuatan
CP, CPL, CPMK, Sub-CPMK di mata kuliah yang kami ampu; 2) Evaluasi
(assessment); 3) RPS dengan mengikuti tugas 1; 4) RPP satu meeting pertama; 5) Kontrak
Kuliah; 6) Recording Micro Teaching Individu; 7) Recording Microteaching Team Teaching;
dan 8) Tugas akhir. Cukup melelahkan jika menengok ke belakang. Namun rasanya
menyenangkan sekali bisa belajar sejauh ini.
Pengerjaan tugas tidak mudah, namun bukan hal
mustahil, jadi bisa diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Namun puncak
paling membuat fisik saya lemah adalah tadi malam, yakni hari Kamis. Selain kami
mendapatkan tiga tugas sekaligus yakni tugas nomor 3, 4 dan 5, malam harinya
harus menyiapkan materi untuk Microteaching di Team Teaching, yang kebetulan,
saya berkesempatan belajar menjadi dosen. Hal itu berarti kami submit 5 tugas
dalam satu hari.
Saya berkolaborasi dengan Bapak Lukas H.
Nandamai, S.Pd., M.A., dosen UKWMS Madiun sebagai dosen di team teaching. Bapak
Ibu dosen lainnya di kelompok 4 berperan sebagai mahasiswa. Bapak Lukas
menawarkan untuk mengajarkan Intermediate Listening, dan itu bukan mata kuliah
yang saya ampu. Meski Bapak Lukas memberikan link drive materinya, namun saya
tetap membutuhkan persiapan agar bisa maksimal, sebab hari Jumat akan didisplay
di depan seluruh peserta Pekerti yang hadir.
Saya cukup terkuras energinya kemarin. Sebab selesai
pelatihan materi pukul 17.00 WIB, saya masih harus menyiapkan materi bahan ajar.
Ditambah, yang paling membuat kepala sakit karena saya minum air dingin, sehingga
kepala terasa sangat ngilu dan sakit. Selesai materi, azan maghrib berkumandang.
Saya mendekat ke suami dan meminta beliau menyuapi makan. Terima kasih tak
terhingga untuk suami yang back up makan, back up Nduk, back up kebutuhan
selama saya pelatihan. Meskipun full online, namun saya tidak bisa nyambi sebab
harus fokus.
Selain itu, kami masih belum istirahat. Durasi
team teaching yang seharusnya menghabiskan waktu selama 20 menit ternyata
membutuhkan planning, organizing, implementing yang memadai. Dari kelompok kami
ada miskomunikasi sehingga take video harus berulang tiga kali dan berakhir
pukul 21.00 WIB. Selesai itu, kami belum sempat mengadakan microteaching secara
individu. Akhirnya tim dosen PBING UMINA sepakat untuk mengadakan microteaching
di waktu Subuh, sebab deadline submit adalah hari Jumat pukul 07.00 WIB.
Waktu demi waktu berlalu. Hari demi hari dilalui.
Saat ini, saya masih sedang mengikuti display microteaching individu terpilih
dari dosen peserta Pekerti. Pekeri diwajibkan untuk diikuti seluruh dosen, saya
bisa memakluminya. Sebab ibarat Gathotkaca, kami semua ditempa di Kawah
Candradimuka, sehingga mampu memiliki otot kawat balung wesi. Selain
mendapatkan materi secara kognitif, psikomotorik dan afektif, semoga melalui Pelatihan
Pekerti ini bisa memberikan ruang kepada kami semua untuk berjejaring lebih
luas agar mampu berkolaborasi baik penelitian ataupun abdimas.
Blitar, 17 Oktober 2025
Comments
Post a Comment