Motherhood, Rutinitas sebelum Tidur bersama Nduk

 



Salah satu hal yang saya suka dalam motherhood ini adalah, persiapan bobo bersama Nduk. Saya suka sekali kalau Nduk memakai baju berbahan kain yang dingin dan sejuk. Selain itu kalau bisa modelnya simple dan nyaman. Itu opsi untuk outfit. Sebelum itu, Nduk selalu saya ajak beberes mainan yang berserak di tempat bermain. Kalau si kecil mainan, tahu sendiri ya Bun, seluruh ruang bisa ada saja mainan yang main-main di luar habitatnya. Di kamar utama, kamar sebelah, ruang salat, ruang tamu, dapur, bisa ada saja mainan dia. Jadi, saya akan memintanya bertanggungjawab terhadap mainannya. Karena sudah membiasakan ini cukup lama, alhasil ketika saya merasa lelah, dan maunya bablas tidur, Nduk mengingatkan, "Mama, mainan belum dimasukkan keranjang." Baiqlaa. 

Selesai itu, minum susu terlebih dahulu, kemudian gosok gigi, ganti popok. Sembari menunggu Nduk gosok gigi, saya cuci piring. Jadi pagi, biasanya tinggal menyiapkan makanan. Selesai semuanya, mama juga bebersih diri. Seperti skincare malam, ganti outfit yang lebih nyaman, bebersih tempat tidur, kemudian mempersiapkan perlengkapan tidur seperti kaos kaki dan kacamata tidur. 

Saya membiasakan dark lighting kepada Nduk sejak dia lahir. Meski dulu pernah debat dengan bumer karena bayi baru lahir harus terang, tapi karena saya tidak bisa tidur jika cahaya menyilaukan mata, saya tetap memilih mematikan lampu. Tujuan bumer sebenarnya agar si bayi tidak tergigit serangga yang unseen, unknown dari mana. Namun bagaimana lagi, agar bobonya juga nyenyak, akhirnya mematikan sumber cahaya saat tidur dan terbawa hingga sekarang. 

Nduk rutin saya pakaikan kacamata tidur, karena ini efektif untuk cepat membuat dia bobo. Kalau kaos kaki, dia sebenarnya sangat jarang mengenakan kaos kaki di luar. Hanya saja, saya memang terbiasa mengenakan kaos kaki saat tidur. Rasanya lebih hangat dan membuat lebih pulas. Kadang jika dingin malam terasa menusuk, saya sampai gemeteran. Padahal kalau sewaktu panas, pegang selimut saja seperti alergi. Karena si nduk melihat mama yang pakai kaos kaki, akhirnya dia juga minta memakai. She's on the age of copying what she saw. 

Kadang rutinitas tersebut cukup melelahkan. Tapi, jika dinikmati, rasanya nikmat. Terkadang, saat Nduk pulas, dan saya terbangun, saya suka memandang tubuh mungilnya. Tubuh yang dulu pernah meringkuk di dalam rahim saya, sekarang sudah sebesar ini. 

No more words to say but Alhamdulillah for having her as our daughter, our partner, and our loved one to complete the family of my husband and I built together. We worship to Allah, and she's the part of what we worship for Him.



Comments

Popular Posts