UJUNG TEMU




Malam ini aku kembali menemuimu sayang

Meski raga kita harus terpaut jarak dan waktu,

Bukankah jiwa kita selalu saling memeluk dan mencumbu?

Mari kita dengarkan musik itu, sayang

Bukankah engkau mendengarkannya?

Alunan lagu malam, alunan sendu rindu kekasih kepada kekasihnya

Sayang,

Aku hanya ingin menikmati sunyi malam ini bersamamu

Sembari melihat bintang dan rembulan yang indah

Berdua, disaksikan malaikat-malaikat-Nya di atas sana

Mereka berbisik-bisik

Tersenyum malu menatap kita saling memagut rindu

Sayang,

Aku rindu

Aku merindukanmu

Aku sungguh merindukanmu

Aku ingin menangis, menyampaikan siksaan ini

Namun mengapa aku harus menangis?

Bukankah kita selalu bersama?

Biarlah kehidupan ini membawa kita kemana

Biarlah angin takdir mengembuskan nasib kita kelak

Sayang,

Terkadang, aku ingin menyampaikan padamu

Aku lelah

Aku rindu kehidupanku sebelum menikah

Aku merindukan bayang-bayang perempuan itu

Gadis itu

Namun, ketika aku mengingat bagaimana kau memungut

Mengumpulkan remah demi remah hatiku yang hancur,

Aku langsung menyeka lelahku

Pun, ketika anak gadis kita tumbuh menggemuk

Aku semakin tersenyum

Mungkin saat ini aku memang lelah

Lelah dengan setiap episode yang mengharuskanku jauh darimu

Namun, untuk apa?

Bukankah aku lebih lelah dahulu?

Ketika hidup ini tidak lagi memiliki makna apapun

Apapun

Ah sayang

Dekaplah aku, malam semakin dingin

Berjanjilah

Jangan pernah melepas genggaman jemarimu

Jangan pernah berhenti menyilakanku menyandar di pundakmu

Jangan pernah berhenti mencintaiku

Mari kita jalani episode demi episode kisah ini

Dengan penuh harapan kepada-Nya

Sayang

Maukah engkau menjadi kekasihku di dunia hingga di akhirat?

 

Blitar, 21 Agu. 21

Kekasih hatimu,

Zahra

Comments