Sebotol Vodka Kerinduan
Kekasih, kekasihku
Ya, kau duhai kekasih hatiku
Dari mana saja?
Tegakah kau biarkan aku tercabik dalam rindu yang kelu?
Ah, sudahlah
Penting kini aku bisa memelukmu
Sayang,
Dengan tubuhnya yang beku, malam dingin menjamahku
Kutampar ia
Kukatakan, aku sedang menanti kekasihku
Ia masih di sana
Ruang dan waktu masih memisah
Kukatakan agar ia menjauh
Ia tersenyum licik
Malam menertawakan rinduku padamu
Malam, kau akan kuadukan pada Tuhan
Jika kau berani lagi menyentuhku, kekasih dari kekasihku
Sang malam diam
Ia bergetar
Aku tersenyum, sayang
Ia kalah
Dalam hati, munajatku selalu menari
Membahana terbang di petala langit
Doa-doa bertaburan
Malaikat saling mengaminkan
Mereka berbisik
Cemburu, melihat kita yang selalu merindu
Sayang, kini kau datang
Membawakan senyuman dan mawar merah rekah kesukaanku
Kau berikan dengan memeluk hangat tubuhku
Aku tersenyum
Aku benar-benar tersenyum akan kehadiranmu
Sayang, sebentar
Mengapa bahuku basah?
Sayang?
Kau menangis?
Kau tahu?
Ketika kekasihku berduka, aku benar-benar terluka
Tegakah engkau menusukkan pedang pada hatiku?
Kau menggeleng
Ya, sayang
Aku di sini
Katakan, apa yang membuatmu pilu?
Sayang, matamu bercerita
Beku merayap, menggerayangi tubuhku
Kudekap engkau
Kupeluk semakin erat
Kubelai rambut di kepalamu
Sembari kubisikkan
Ssst, tidak apa-apa, sayang. Kau adalah pangeran pilihan Tuhan. Bisa apa aku, jika engkaulah lelaki yang digariskan oleh Tuhanku untukku? Cintaku akan berkecambah dan tumbuh. Engkau akan merasa. Sebuah rasa yang sebelumnya belum pernah kuberikan. I love you, pilihan TuhankuSenyummu bersemi
Hatiku menari
Dan kita tenggelam dalam samudera rindu tiada bertepi
Comments
Post a Comment