Perjuangan Menghadirkan 'Menikmati Keluh dan Peluh'
Alhamdulillah,
rasanya saya bernapas sangat lega. Akhirnya karya kedua sudah rampung dan sedang
antre dalam proses pengajuan ISBN oleh Abdulloh Arief Publishing milik Bib Ludfi.
Untuk tiba di fase ini, ternyata saya membutuhkan waktu sejak 2018. Terhitung
sudah enam tahun mengumpulkan tulisan. Sebenarnya ada karya lain yang ingin
saya garap dan publish di tahun ini. Kebetulan di komunitas Sahabat Pena Kita, ada
acara lain untuk mengumpulkan tulisan wajib, yakni mengirimkan calon naskah
buku atau embriyo naskah. Dalam pandangan saya, itu yang akan menjadi karya
saya. Sebab garapnya lebih serius dibandingkan catatan sederhana seperti ini.
Meski tidak bisa dikategorikan sebagai buku pedoman, namun tetaplah saya
membuka beberapa referensi untuk memperkuat statemen.
Untuk
membuat layout, saya begadang beberapa hari sampai mirip zombie. Juga proses
editing, membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Belum pas sedang asyik-asyiknya,
tiba-tiba nduk melapor, ‘Ma, pup.’ Alhamdulillah, rasanya nikmat luar biasa.
Saya
mengerjakan proses edit dan layout sendiri. Untuk cover, alhamdulillah terbantu
desainer hijab owner Zaralova. Dalam benak saya, saya berpikir jika seorang
ahli desain pastilah bisa mendekorasi sedemikian rupa meskipun keahliannya di
bidang yang berbeda dengan permintaan. Benar ternyata, Beb Nana—panggilan akrab
saya—bisa membuat desain cover yang unik, unyu dan fresh. Saya sepenuhnya
mengapresiasi dan menyukai ide segarnya.
Masalah
cover mentah selesai. Selanjutnya saya dihadapkan pada layouting. Demi memiliki
layout yang mainstream, saya melakukan riset kecil dengan mencari contoh.
Ternyata layout tidak sesederhana yang saya pikirkan. Memilih font, size,
margin, gambar pendukung, dan lain sebagainya ternyata membutuhkan skill,
referensi dan inspirasi. Agar hasilnya maksimal, saya pun memilih untuk mencari
beberapa tutorial atau cara untuk layout. Karena hidup di zaman digital,
alhamdulillah segala informasi bisa didapatkan dengan mudah. Tinggal
klik-klik-klik, menyimak, dan mengaplikasikan, selesai.
Akan
tetapi, prosesnya tidak hanya di situ. Saya seorang ibu yang tinggal bersama Zoya
sendirian di rumah. Jadinya pikiran, waktu dan tenaga harus terbagi dengan
rumah tangga. Suami saya sedang berjuang mencari nafkah di Tulungagung,
sedangkan kami menempati rumah kami di Blitar. Dengan demikian, saya tidak
memiliki orang yang membantu. Sebetulnya saya dekat dengan orang tua Blitar.
Namun saat itu, beliau semua sedang sibuk. Akhirnya, mengerjakan sembari
menyambi. Rasanya luar biasa.
Saat
asyik masyuk menemukan cara membuat daftar isi otomatis, atau membuat halaman
rata kiri kanan tiap halaman ganjil genap, tiba-tiba nduk meminta perhatian. Minta
saya menyimak lagu yang sedang diputar, atau meminta saya memperhatikan dia bisa
melakukan sesuatu, seperti memasak atau bermain. Ya memang saya seorang ibu,
jadi harus bisa membagi tugas. Namun, meski demikian, saya sangat senang sebab
nduk bisa disambi. Di usianya yang hampir tiga tahun kurang tiga bulan ini, membuat
saya bersyukur sekali ia sudah bisa memahami jika mamanya kerja, maka ia akan
melakukan aktivitas lain. Karena laptop saya dua, yang satu adalah laptop lama
saya, masih bisa dioperasikan, akhirnya saya berikan kepadanya, meminta nduk
untuk bekerja seperti saya. Setelah demikian, dia bisa anteng jelang beberapa
menit, meski beberapa menit kemudian, meminta perhatian mamanya lagi. Namun,
saya sangat bersyukur sebab nduk bisa disambi, dan dengan demikian, lahirlah buku
kedua tersebut.
Meski
badan masih penat, saya sangat menikmati proses ini. Lelahnya jadi terasa
nikmat ketika melihat karyanya sudah hampir jadi. Selain itu, beberapa sahabat
sudah menghubungi untuk ikut pre-order. Penat berganti nikmat. Tujuan saya memang
ingin buku ini dijangkau oleh banyak kalangan. Selain itu, semoga kontennya
bisa bermanfaat kepada lainnya.
Sebagai
penulis, yang kami tawarkan memang hanya sekadar kata-kata. Namun, berapa banyak
kata yang telah ikut mengubah dunia seseorang? Saya termasuk seseorang yang mengalami
transformasi hidup melalui kata. Semoga, dengan hadirnya Menikmati Keluh dan
Peluh juga bisa memberikan sedikit saja kontribusi untuk pembacanya.
Blitar,
10 Januari 2024
Selamat Bu Eka, semoga karya berikutnya segera menyusul
ReplyDeleteAmin amin amin. MasyaAllah terima kasih doa indahnya, Pak Pri. Semoga demikian Bapak
Delete