Pesan Cinta untuk Putri Salihah
Putriku, gadis kecilku, kita diciptakan dengan sangat istimewa. Mudah bagi kita untuk meraih rida Allah, asalkan tahu dan paham ilmunya. Bagaimanakah itu?
Sayang, agar Allah rida kepada kita, pertama-tama kita harus rida terlebih dahulu kepada-Nya. Allah menitipkan kita terlahir dari rahim ibu dengan keadaan seperti ini, sebab Allah paham, takaran terbaik untuk kita adalah demikian. Kita tidak pernah tahu, Allah lindungi kita dari bala yang bagaimana misal kita terlahir dari keluarga yang dalam salah satu sudut pandang kita, itu membahagiakan. Padahal, jika ingin bahagia sederhana saja. Asal Allah rida, wah kita udah untung dunia akhirat. Kebahagiaan hakiki. Bagaimana agar Allah rida? Kita rida kepada Allah. Kita rida kepada semua qadha dan qadarullah. Tidak sulit kan, Sayang?
Selanjutnya, kita harus terus belajar husnuzan, berbaik sangka kepada-Nya. Seberat apapun ujian, kita pasti bisa melewatinya. Sekali lagi, siapa yang menakar batas kemampuan kita, Nduk? Allah. Dan rencana-Nya selalu yang terbaik.
Ingat tugas kita di sini kan, Nduk? Ihtiar, berproses, berdoa, dan tawakkal. Tawakkal sepenuh tawakkal. Ibadah kita ada di situ, Sayang. Saat kamu kecil, kok patuh sama mama papa, patuh diminta mengaji, patuh diminta menghafal, patuh diminta membantu mama dan papa, wah, Allah kasih pahala yang besar lebih dari gunung itu, Sayang. Dan Allah kasih kebahagiaan, sebab sayang ikut perintah Allah yang disampaikan oleh baginda Nabi Muhammad Saw, yakni birrul walidain. Sayang mau kan disayang Allah dan Rasulullah Saw?
Gus Baha menyampaikan, beliau ulama kebanggaan umat akhir zaman, Nduk. Beliau penyambung lidah Nabi Muhammad Saw., sebab beliau adalah ulama panutan, dawuh, pokoknya kita harus bangga dan bahagia melebihi apapun masih bisa ditakdirkan untuk sujud dan salat. Masih diberikan nikmat mengingat Allah, itu nikmat terbesar sayang. Betapa Allah itu Tuan, tapi masih mau memperhatikan hamba seperti kita. Betapa Allah itu Mahaagung tapi berkenan mencintai kita yang papa, yang fakirah ini. Jangan sampai nikmat terbesar itu Allah ambil karena maksiat, Sayang. Kita manusia memang tempat lupa, tapi kita minta pertolongan Allah semoga dijauhkan dari nikmat maksiat, dan semoga dicintakan dalam nikmat taat.
Kamu perempuan, Sayang. Suatu masa akan tahu, betapa tugas perempuan ini terkadang tidak mudah. Tapi dengan pertolongan-Nya, Allah mudahkan, Sayang. Dengan pertolongan-Nya, Allah angkat yang berat menjadi ringan. Sangat mudah bagi Allah melakukan itu. Sekali kun fayakun, maka terjadilah. Hingga kita tahu, bahwa ganjaran Allah untuk kita yang taat, yang melakukan semua pekerjaan ini karena Allah, itu tidak main-main.
Sayyidah Fatimah r.a pernah bertandang kepada Rasulullah SAW, bagaimana caranya kita merasakan ringan saat melakukan tugas rumah tangga? Rasulullah SAW memberikan bekal zikir subhanallah 33x, alhamdulillah 33x, allahuakbar 33x. Beliau langsung berterima kasih dan pamit pulang sembari membawa bekal itu. Mengapa Sayyidah Fatimah r.a tidak bertanya apa gunanya dan maksud dari zikir itu kepada ayahandanya? Padahal beliau sedang menyampaikan jika beliau lelah. Alasannya adalah sebab dalam hati beliau bersinar cahaya iman kepada Allah dan Rasulullah. Bekal itu pasti akan meringankan beban beliau ketika mengerjakan tugas rumah tangga, biiznillah. Kelak, bekal itu kita pakai sama-sama ya Sayang. Biar Allah sayang ke kita. Biar Baginda Rasulullah SAW sayang ke kita.
Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad.
Blitar, 05 April 2023
Sae sangett.....
ReplyDeleteMatur nuwun berkenan singgah, Pak Badi ☺
Delete