TERJAGA

 



Malam telah larut. Namun mata enggan menutup. Entah apa yang menjadikan kepalaku penuh. Padahal musim dingin telah berlalu, dan saat ini, aku menikmati musim semi dalam hidupku. 


Mengingat bagaimana keadaan hidupku beberapa tahun silam, aku mungkin tertawa kecil. Proses pendewasaan ternyata memang membutuhkan jalan yang penuh rintang. Bahkan mungkin air mata harus meluruh, merasakan sakit yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. 


Namun, setelah hari-hari itu terlewati. Selepas masa-masa itu berlalu, takdir membawaku pada seutas senyum yang ranum. Hatiku sudah terisi kembali. Taman bunga yang sempat beku, mekar kembali. Istana itu terisi kembali, oleh seorang lelaki saleh yang bersamanya, kami memiliki seorang putri cantik salehah. 


Aku bersyukur menjadi istri lelaki itu. Aku ingin menjadi bidadarinya di dunia hingga surga. Sebab beliau memang seorang lelaki yang sangat layak dipanggil imam. Akhlaknya sangat mulia. Tutur katanya lembut dan rendah. Tidak pernah beliau meninggikan suaranya, walau dalam keadaan marah sekalipun. Papa adalah lelaki terbaik yang pernah kutemui, setelah beliau. 


Adakalanya aku merindukan nasihat dan petuah bak telaga yang menyejukkan di tengah gersang kehidupan. Adakalanya, aku merindukan masa-masa itu. Namun, ya Allah. Akankah aku akan kufur nikmat jika tidak mampu mensyukuri nikmat sedahsyat ini? Mungkin, bisa jadi. 


Walau sekarang memang harus mengais-ngais sendiri, mencari sendiri, berjalan sendiri demi mendapatkan seteguk kesejukan. Akan tetapi, hai aku, kau lupa bahwa jika engkau mencari Allah dengan cara merangkak Allah akan datang dengan cara berjalan, jika engkau berjalan mencari-Nya, Allah akan berlari menuju kepadamu. Tidak ada kata sendiri. Sebab Allah yang selalu menemani. 


Apapun, apapun yang hadir di hadapanku, jika itu memang pilihan Allah, meski mungkin tampak kurang baik awalnya, maka sesungguhnya itu adalah yang terbaik. Mana mungkin Rabb Sang Maharahim memilihkan sesuatu yang buruk bagi hamba-Nya? Mungkin kacamataku saja yang kurang tepat dalam melihat. Lain kali, harus berani mengambil sudut pandang lain, agar mampu mendapatkan simpulan yang baru. 


Beginilah hidup. Sudah diberikan pedoman dan petunjuk menghadapi hidup oleh-Nya melalui Kanjeng Nabi, maka perlu untuk mempelajarinya sebaik-baiknya. Semoga cita-cita mempelajari kitab tafsir sehari sekali, suatu masa bisa terealisasikan. Setidaknya, jika oleh-Nya dimudahkan mempelajari Alquran, bisa menjadi benteng dan pertimbangan terhadap segala pilihan yang diambil di dalam hidup. Karena Alquran memanglah sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya petunjuk bagi seorang Muslim. 


Baiklah. Hari sudah memasuki Senin. Besok memiliki jadwal untuk mengajar. Semoga Allah limpahkan berkah maslahah dalam proses tersebut. Dan semoga Allah mudahkan segala urusan kami. Tidak ada yang mampu melakukannya tanpa izin Rabb. 


Selamat malam, selamat istirahat. 


Tulungagung, 06 November 2022

11.53 PM

Comments