Surat Cinta Sebelum Berjumpa

 


Nak, mama menulis surat ini di tanggal 03 April 2021. Sudah memasuki bulan di mana kamu akan terlahir di dunia. Bertemu mama dan papa, insyaallah. Saat ini, kamu masih menendang-nendang di perut mama. Kadang mama merasakan gelombang cinta, kata bu bidan Kriwil. Rasanya, sungguh luar biasa. Kemarin malam, mama sampai menangis, karena ingin didampingi papa. Malam ini, papa harus bertugas, membagi tugas untuk om Juned dan om Cholid dalam menjaga warung. Kamu anteng dulu ya sayang. Mama sendirian, cuma sama kamu, tanpa papa. Nanti malam saja, kamu kasih mama gelombang cinta lagi tidak masalah. Mama memang ingin segera bertemu kamu, sayang. Tidak apa, ya buah cintaku?

Nak, dalam proses hamil ini, mama senang menyendiri. Kebetulan dunia sedang mengajak kita semua untuk berdiam diri di rumah. Jadi dalam masa ini, mama seakan mendapatkan momentum yang indah. Melupakan sejenak kesibukan dan hiruk-pikuk duniawi, dan berfokus kepada keluarga juga kamu. Mama ingin mempersiapkan segalanya dengan persiapan terbaik. Mama ingin mendapatkan edukasi yang baik untuk merawatmu sejak dalam kandungan, sampai nanti. Mungkin nanti mama akan merasa sangat lelah. Namun perlu kamu tahu, papa selalu menguatkan mama. Papa selalu ada untuk mama, meski kadang jarak menjadi penghalang berjumpanya mama dan papa. Tidak masalah, sayang. Semua baik-baik saja. Hidup memang penuh dengan riyadhoh, yakni ngempet. Kalau kita ingin sesuatu yang berdampak baik ke depannya, penting sekali bagi kita untuk ngempet hawa napsu. Dan kami memang dalam fase serta proses itu. Semoga Allah memberikan ijabah.

Nak, sungguh rasanya, mama beruntung memiliki ibu seperti nenekmu, juga memiliki ibu lain dari papa, nenekmu juga. Mama beruntung dididik oleh dua perempuan hebat itu. Menjadi perempuan tidak mudah, sayang. Kamu akan dihadapkan kepada problematika yang rumit, antara logika dan perasaan. Namun pesan mama, semoga kamu bisa menyeimbangkan keduanya, ya. Jadilah perempuan yang cerdas, mandiri, dan perasa. Tetap gunakan logikamu, jangan sampai lengah. Dalam mencintai, akal memang akan cenderung lumpuh. Namun hanya lumpuhkan akalmu ketika kamu mencinta Allah dan rasulmu. Jangan kepada manusia kamu menghamba. Menghambalah, jadilah budak cinta kepada Allah dan rasulmu. Dan jadilah seorang yang penyayang kepada sesama. Kamu ingat kan, mama dan papa mengapa memilihkan nama Zoya untukmu? Karena kami berharap kamu bisa menebarkan kasih sayang kepada sesama, kepada seluruh hambaNya. Lembutkanlah hatimu, Nak. Lembutkanlah. Rasakanlah apa yang dirasakan oleh orang lain. Pikirkanlah apa yang diinginkan oleh orang lain. Kamu juga seorang yang menjadi simbol dan wujud kemuliaan bagi Allah dan rasulmu, sang Elmeira. Jadilah kebanggaan bagi Allah dan rasulmu ya sayang. Jika Allah dan rasulmu bangga, pasti mama dan papa, juga sekelilingmu akan sangat bangga kepadamu. Banggakanlah orang tua dan gurumu. Karena dari orang tua, kamu mendapatkan asuh, kasih dan sayang, dan dari gurumu, kamu mendapatkan ilmu yang menjadi senjata dalam menghadapi problematika hidup.

Nak, sungguh banyak sekali harapan mama padamu. Namun mama tidak ingin kamu merasa terbebani dengan itu semua. Kita akan berproses bersama. Mama akan terus berproses sampai cita-cita mama bisa tergenggam tangan, dan bersamamu, mama akan mencoba dan merasakan indahnya menjadi perempuan seutuhnya, menjadi istri sekaligus ibu. Nak, mama akan menjadi mama, orang lain akan menjadi orang lain, dan kamu akan menjadi kamu. Bersama, kita akan mencari cara dan jalan, apa yang akan menjadi orientasi hidupmu. Tentu sejalan dan seirama dengan agamaNya ya, dan jadilah kemuliaan juga untuk negerimu.

Sudah ya Nak. Mama diminta Mas Fahmi untuk menyimak hafalannya. Nanti kamu juga ya sayang. Semoga Allah meridai. Amin.

 

Mama loves you, Zoya

Comments