Secarik Kisah
Karena mata belum bisa terpejam untuk hari bersejarah besok, yakni mengembalikan lamaran dan penentuan hari H pernikahanku dan beliau, aku memutuskan untuk menengok kembali blogger yang sudah cukup berdebu ini. Ya, hitung-hitung merenung, muhasabah dan mengisinya dengan pengalaman hari ini, yang cukup menggelitik.
28 September 2019. Hari ini adalah hari wisuda gelombang kedua di kampus. Aku belum termasuk di dalamnya. Pilu kah? Sedih kah? Mungkin perasaan sedikit malu kepada adik tingkat atau siapapun yang pernah kukenal dahulu cukup mengusik, tapi aku segera harus menguasai diri. Bahwa hari ini, aku belum merampungkan tesis adalah pilihanku. Bahwa hari ini, semua seperti ini adalah dampak dan konsekuensi dari seluruh langkah yang kuambil beberapa masa silam. Jadi, aku (berusaha) bersikap biasa saja. Toh akibat seperti ini bukankah bisa diprediksi sejak pertimbangan pemilihan? Jadi, ketika ada yang mencibir atau menatap dengan mata merendahkan, aku biasa saja. Dan untuk menjadi biasa saja, aku masih harus belajar lagi.
Kemarin malam, memang sengaja aku mengotak-atik gelas dan pita sebagai suvenir untuk para sahabat wisudawan/wati hari ini. Itu berarti, hari ini aku melangkahkan kaki ke dalam kampus. Ya, setelah, entah berapa bulan aku absen dari semua yang berbau kampus.
Sebagai sesama jurusan, aku menjumpai beberapa adik tingkat. Entah apa yang sudah masuk dalam mindset mereka tentangku, tiba-tiba ada yang menyeletuk, 'mungkin (gagal lulus bulan ini) karena berfokus kepada yang lain, ya Mbak?' Cukup terhenyak dengan ujarannya yang tiba-tiba terlahir dari pikirannya. Namun aku mafhum. Sudah merupakan rahasia umum jika namaku tercoreng di keluargaku (TBI) sendiri, karena lidah yang terlontar dari saudariku sendiri. Sebagai sebuah dampak, perlakuan mereka cukup berbeda dari ketika mengenal aku yang dahulu. Aku tersenyum saja. Memang dunia ini berbeda. Tidak pernah ada sesuatu yang benar-benar sama.
Semakin kemari, aku semakin menyadari sekat batas antara sahabat, teman, sekadar kenalan dan saudara. Keempatnya memiliki kriteria dan deskripsi yang berbeda. Dan, tanpa disebutkan siapa namanya, rumusan dalam diriku sudah membagi nama-nama yang masuk dalam daftar kolom masing-masing.
Comments
Post a Comment